Pages

Labels

Kamis, 18 Februari 2016

KARINA: "Konsep Keluarga Sakinah"

"Pernikahan adalah bukan tentang seberapa banyak mahar dan mewah prosesinya, melainkan seberapa siap kita menjalaninya" (Dr. Luthfiyah, M.Ag). Pimpinan Daerah Nasyiatul Aisyiyah Kabupaten Bima kembali mengadakan Kajian Rutin Nasyiah (KaRiNa), (Kamis 18/februari/2016) di sekretariat Nasyiatul Aisyiyah, Jl. Kartini No. 2 Paruga Rasana'e Barat. adapun tema untuk mengawali Karina kali ini adalah "Keluarga Sakinah: Telaah Normativ-Sosiologis" yang diuraikan dengan sangat apik oleh Dr. Ruslan, M.Ag dan Dr. Luthfiyah, M,Ag sebagai panelis. berikut catatan singkat tentang keluarga sakinah.
“Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya di antaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir." (ar-Rum: 21).
 Keluarga adalah jiwa dan tulang punggung suatu negara, kesejahteraan lahir batin yang dialaminya adalah cerminan dari situasi keluarga yang hidup ditengah-tengah masyarakat negara itu sendiri.demikian sebahagian ungkapan Qurais Syihab dalam Membumikan Al-Qur’an. Dengan demikian, jika kita menginginkan tercipta Baldatun Thayyibatun, landasan yang harus kita bangun adalah masyarakat marhamah, pondasi yang harus kita bangun untuk membentuk masyarakat yang marhamah adalah keluarga sakinah, sedangkan pilar yang harus ditegakan untuk mewujudkan keluarga sakinah adalah aqidah, mawaddah, dan rahmah. Dengan figur seorang ayah yang bijaksana dan berwibawa. Dengan profil seorang ibu yang penyantun, lembut dan bisa mendidik serta membesarkan anak-anaknya dengan penuh buaian kasih sayang. Inilah yang dimaksud dengan: البيت مدرسة الأولى keluarga adalah sekolah yang paling utama dan pertama.
Salah satu keagungan kebesaran Allah adalah diciptakanya manusia secara jenis kelamin berpasang-pasangan dengan tujuan agar membentuk keluarga sakinah, sedangkan modal yang Allah berikan untuk mewujudkan cita-cita tersebut adalah mawaddah warohmah. Mawaddah menurut Ibrahim Al-Biqa’i sebagai mana disitir oleh Quraisy Shihab dalam Wawasan Al-Qur’an adalah cinta yang tidak ditanggapi keburukan baik lahir maupun batin. sedangakan yang dimaksud dengan rahmah adalah kasih sayang suami karnra takut menimpa keburukan terhadapnya.dengan demikian antara suami dan istri saling mengisi dan melengkapi.inilah yang dinamakan kemitrasejajaran antara suami dan istri yang bisa merekat keluarga akan semakin harmoni.
Namun dengan masuknya paham hedonisme, ternyata telah menggusur dan menggeser cita-cita keluarga sakinah menjadi “a mere overnight parking place, mainty for sex relationships”, keluarga hanya tempat pesinggahan di malam hari, terutama untuk hubungan sex.
Read More... KARINA: "Konsep Keluarga Sakinah"