Pages

Labels

Jumat, 01 Mei 2015

Catatan Kecil di Hari Pendidikan Nasional

Sampai saat ini kesenjangan tingkat pendidikan dan ekonomi masih cukup tinggi di negeri ini. Jumlah penduduk miskin pun tak signifikan berkurang. Padahal, bangsa ini memiliki sejarah perjuangan yang panjang untuk merdeka. Darah dan air mata tertumpah untuk merebut kedaulatan dan harga diri bangsa. Dulu, negeri ini banyak mempunyai pejuang sekaligus pemimpin dan pemikir, jujur, bermoral tinggi, dan mengutamakan pendidikan dan kesejahteraan bagi kaum miskin di atas segalanya. Padahal konsep bangsa berarti setiap masyarakat yang menempati suatu wilayah yang mengutamakan rasa senasib dan seperjuangan.
Sejarah suatu bangsa ditentukan oleh mereka sendiri. Demikian juga, rakyat berdaulat atau tidak, sangat ditentukan oleh rakyat itu sendiri. Sudah menjadi tugas para pemimpin, politikus, ulama, dan cendekiawan, serta tokoh-tokoh bangsa lainnya untuk mendengarkan suara rakyat dan mengartikulasikannya menjadi agregasi dan agenda perubahan politik ke arah yang lebih baik. Jika tidak, bagaimana kita bisa menjadi bangsa yang terdidik dan mandiri. Memang ada upaya pemerintah dan rakyat Indonesia untuk meningkatkan pendidikan dengan bertambahnya jumlah dan jenis sekolah, karena besarnya hasrat rakyat untuk mendapatkan pendidikan dan pengajaran. Namun, yang diutamakan seringkali jumlah sekolah, bukan mutunya.
Pemimpin dan politisi negara sudah waktunya harus memikirkan mutu sekolah yang sesuai dengan cita-cita bangsa yang merdeka dan berdaulat. Mengingat laju perkembangan ilmu pengetahuan demikian cepat dengan langkah yang melompat-lompat, diperlukan strategi yang jitu dan kerja yang keras agar bangsa kita terdidik dan lebih maju. Dari waktu ke waktu iklim pendidikan berubah. Hal ini menyesuaikan dengan kebutuhan baik kebutuhan lokal maupun mengadaptasi perkembangan global. Kebutuhan industri (dunia kerja) dan perkembangan sosial budaya juga berperan dalam perubahan ini.
Saat ini pendidikan Indonesia menuju pendewasaan yang entah kapan mencapai kemapanan. Berbagai peningkatan yang dilakukan seakan pencarian bentuk yang tiada usai. Kurikulum berubah dari waktu ke waktu namun belum menunjukkan kemapanan dalam pencapaian. Bahkan, orang tua dan peserta didik menjadi bingung dengan berbagai perubahan ini. Evaluasi dan kritik terhadap sistem pendidikan nasional tidak salah. Akan tetapi bukankah akan lebih berman faat jika kita lebih melihat sisi positif pendidikan kita dan tidak melulu melihat keburukan pendidikan Indonesia. Apa yang membuat kita malas dengan pendidikan Indonesia dan menganggap kurang dari negara lain mungkin saja disebabkan karena kita jarang melihat dan mengakui hal positif dalam pendidikan nasional.
Kita semua menyadari bahwa perbaikan dalam sistem pendidikan sangat diperlukan. Sudah bukan saatnya kita hanya mengkritisi akan tetapi berbuat untuk yang lebih baik dan selalu positive thinking dengan pendidikan kita akan lebih membangun pendidikan Indonesia kedepannya. Pada akhirnya, dalam memperingati Hari Pendidikan Nasional tahun ini, kita memang harus terus berusaha melakukan yang terbaik bagi pendidikan di Indonesia. Hal sekecil apapun seperti gerakan gemar membaca pasti akan berguna bagi kemajuan pendidikan Indonesia. Kalau bukan kita, siapa lagi? Selamat Hari Pendidikan Nasional!

0 komentar:

Posting Komentar